Untuk Memajukan Kualitas Pendidikan Komite SMKN 1 Talaga Sigap Menanggulangi Bahaya Tanah Longsor
2 min readMajalengka, Detektif.co.Id
Selasa 12/12/2023.
Sangat mengkhawatirkan kondisi salah satu bangunan yang ada di SMKN 1 Talaga, yang berada di kampus dua pinggir jalan Talaga arah Bantarujeg tepatnya di desa Mekarharja, kecamatan Talaga, kabupaten Majalengka, Jawa Barat.
Sekolah yang dipimpin oleh Udin Wahyudin, S. IP., M.Si. salah satu bangunannya sangat memprihatikan karena terancam longsor kondisi berada di pinggir jurang sedalam 5 meter sampai 20 meter terasering dan juga belum ada anggaran dari pemerintah, pihak sekolah hanya bisa berinisiatif dengan memasang karung yang diisikan tanah dengan ditahan menggunakan bambu, dan banyaknya murid sedangkan ruang belajar kurang mencukupi, akhirnya pihak sekolah memakai mushola untuk dijadikan tempat belajar.
Kondisi seperti ini, akhirnya memicu rasa keprihatinan dari para orang tua murid dengan dipimpin oleh ketua komite mengambil sikap untuk membantu memberikan bantuan kepada pihak sekolah dengan melalui proses musyawarah mufakat dengan tekad untuk memajukan dunia pendidikan anak anaknya
Saat awak media melakukan kunjungan ke SMKN 1 Talaga dan berhasil menemui Wakasek Sapras Sopandi, S.Pd., M.Si. dan didampingi oleh ketua Komite H. Momon Mas’udin, BA, Drs. Tarno juga Asep Nursobah. Selasa (12/12/23).
“Kami merasa prihatin dengan kondisi tanah dan bangunan yang ada di SMKN 1 Talaga terutama yang ada di kampus dua yang sekarang ini kondisinya ada bangunan di pinggir jurang sedalam 5 meter.
Kami khawatir saat anak kami belajar akan terjadi longsor apalagi sekarang masuk musim penghujan, sedangkan selama ini yang dilakukan oleh pihak sekolah karena tidak ada bantuan dari pemerintah hanya bisa berinisiatif dengan memasang karung yang diisikan tanah liat yang ditahan menggunakan bambu.
Akhirnya kami komite dengan para orang tua murid mengadakan rapat di sekolah pada tgl 11 November 2023 dan berinisiatif untuk membantu sekolah dengan cara memberikan bantuan patungan untuk biaya membangun Kirmir atau TPT juga saluran air supaya air hujan bisa mengalir terarah dan bisa menanggulangi terjadinya longsor” jelas ketua komite dengan diiyakan rekannya.
Hal senada diungkapkan oleh Wakasek Sapras Sopandi, S.Pd., M.Si menjelaskan kepada awak media, bahwa pihaknya sudah mengajukan permohonan bantuan.
“Melalui pihak Takola dan pihak dinas, kami sudah menerangkan kondisi dilingkungan sekolah seperti halnya karena banyaknya siswa yang ada sekitar 900 siswa, kami kekurangan ruang belajar yang akhirnya kami mengambil solusi dengan memakai tempat belajar di mushola dan gedung Aula.
Namun ada hal yang lebih urgent yakni ada bangunan yang terancam longsor, kami hanya bisa berinisiatif dengan memasang karung yang diisikan tanah liat yang ditahan menggunakan bambu.
Dan Alhamdulillah sekarang ini sekolah kami mendapatkan bantuan dari para orang tua murid dan akan dilaksanakan untuk kirmir lanjutan di dua titik depan RKB, samping RPS 4.0 dan senderan penanggulangan banjir sepanjang 100 meter.
Kami berharap kepada pemerintah dan pihak terkait agar supaya segera mengucurkan bantuan untuk sekolah kami, juga terkait proposal yang sudah lama di ajukan pihak sekolah berharap pihak dinas terkait untuk segera merealisasi untuk tahun 2024 karena pihak sekolah sangat membutuhkan dengan kondisi grafis tanah bangunan yang sangat membahayakan bagi belajar mengajar siswa” ucap Wakasek Sapras.***
Liputan: Dasuki Krisna / Detektif.