Memperkuat Nilai-Nilai Kebangsaan, Kyai Imaddudin Ustman Mengisi Acara Khaul Mbah Syakarudin
3 min readPASURUAN-detektif co.id Menjamurnya tindakan intoleransi dan radikalisme yang sering terjadi di sekitar kita harus dilawan dengan mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan, terutama oknum-oknum yang mengatasnamakan ulama dalam setiap dakwahnya pada acara keagamaan. Politik identitas salah satu bentuk ancaman laten pada Pemilu 2024 tidak boleh dibiarkan berkembang dalam menjaga kedaulatan NKRI.
Acara Haul Mbah Syakaruddin yang diselenggarakan oleh warga desa dan di Motori oleh pondok pesantren Salafiyah Keboncandi Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan dengan mendatangkan KH Imaddudin Ustman Al Bantani dari Banten menjadi momentum awal salah satu bentuk dukungan terhadap hasil penelitian terkait Nasab para keturunan Walisongo dengan tujuan meluruskan rekam jejak garis keturunan Walisongo yang bersambung ke nabi Muhammad SAW.
Revolusi nasab yang dikembangkan dari analisa dan kajian akademik diperoleh dari hasil penelitian naskah-naskah manuskrip kitab nasab kuno sudah melalui proses beberapa tahapan ilmiah menjadi bukti empiris bahwa Walisongo mempunyai garis keturunan nabi Muhammad SAW dilakukan oleh Kyai Imaddudin Ustman dengan waktu yang lama dan sangat berhati-hati sekali.
Yahya Syarwani mewakili pihak keluarga besar pesantren Salafiyah Keboncandi merasa terhormat dan berterima kasih atas kehadiran KH Imaddudin Ustman Al Bantani dan KPB.R.Tb. Tubagus Nurfadhil Satya Tiryayasa Al Bantani Al Husaini dari Kesultanan Kasepuhan Banten mengisi acara Haul Mbah Syakaruddin bin Mbah Sumendi yang notabene juga keturunan salah satu Walisongo Sunan Gunung Djati.
“NKRI harus dijaga oleh generasi pewarisnya dari segala agenda pecah belah. Suriah, Afghanistan, Irak, Libya dan Sudan menjadi contoh negara yang gagal menjaga persatuan para generasinya. Itu tidak boleh terjadi di Indonesiaā€¯ tegas Gus Yahya panggilan akrab Yahya Syarwani saat ditemui disela acara Haul (9/7/2023).
Selanjutnya pihak pesantren Salafiyah Keboncandi Kecamatan Gondang Wetan Kabupaten Pasuruan siap melakukan sinergitas dengan semua komponen dan elemen lainnya dalam mengamalkan Empat Pilar Kebangsaan untuk melanjutkan perjuangan sesuai amanat para pendiri Nahdlatul Ulama (NU). Dalam mengembang tugas dan fungsinya sebagai tempat pendidikan bagi para santri dan santriwati memperdalam ilmu agama. Pesantren Salafiyah Keboncandi juga mengajak semua komponen dan elemen warga masyarakat Pasuruan senantiasa mengamalkan ideologi Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama bagi seluruh generasi muda milenial Indonesia yang memegang tongkat estafet penerus bangsa Indonesia ke depan. Untuk menghadapi hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang muncul setiap saat menjadi tekad bersama bagi bangsa Indonesia untuk menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Dalam menghadapi dinamika geo politik global, seiring kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi elektronik yang berkembang cepat, pelajar dan mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa Indonesia dituntut mempunyai daya nalar yang tinggi dan pemahaman yang baik terhadap dinamika fenomena kondisi sosial-politik, mereka harus mampu untuk memilah, menilai, dan memilih pemahaman ideologi transnasional yang cocok dan relevan dengan nilai-nilai falsafah Pancasila.
Pesantren Salafiyah Keboncandi Pasuruan mengajak dan menghimbau seluruh lembaga pendidikan formal dan non formal agar sejak dini menanamkan pada murid-murid dan santri/santriwati untuk selalu belajar dan melatih diri menghayati nilai-nilai moral Pancasila sebagai pembentukan karakter diri menjadi generasi penerus bangsa yang berwatak Pancasila dan menjadi filter setiap masuknya ideologi transnasional.
Inovasi program belajar mengajar di setiap Pesantren maupun Sekolah harus lebih partisipatif dalam orientasi menanamkan nilai-nilai falsafah Pancasila yang melibatkan para santri maupun pelajar, salah satu cara untuk menyemaikan dan mengembangkan butir-butir nilai moral dari sila-sila Pancasila di kalangan pesantren dan generasi muda penerus bangsa Indonesia.
Edukasi pengamalan dari setiap sila Pancasila menjadi penting diajarkan sejak dini agar para santri dan pelajar bisa memahami dan mewaspadai pengaruh ideologi transnasional yang masuk Indonesia. Sebab, negara-negara yang berkepentingan dengan Indonesia mempunyai peluang dan kesempatan menyebarkan ideologi transnasional dan selalu berusaha dengan segala cara untuk mempengaruhi cara pikir (mind-set) generasi muda, terutama para santri dan pelajar sebagai generasi penerus bangsa Indonesia.
Pancasila sendiri sudah sering teruji menghadapi dinamika geo politik global yang selalu berkembang. Manakala dunia dilanda perubahan lansekap politik yang drastis, seperti yang pernah terjadi pada poros politik dunia yang mengakibatkan berakhirnya perang dingin antara blok timur dengan blok barat, runtuhnya Tembok Berlin, Tragedi 11 September, dan konspirasi politik Arab Spring yang berakibat kehancuran negara dan perpecahan bangsa di negara-negara Semenanjung Arab akibat perang saudara, Indonesia tetap kokoh dan utuh berdiri sebagai negara bangsa dalam bingkai negara kesatuan. Hal itu tidak lain karena Indonesia tetap berpegang teguh pada ideologi Pancasila.
Shl