Pasien TB Paru Keluhkan Pelayanan di RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan Tabung Oksigen Bocor
5 min readDetektif.co.id || PELALAWAN – Pelayanan di RSUD Selasih Kabupaten Pelalawan yang terletak di Jl. Hangtuah SP VI, Desa Makmur, Kecamatan Pangkalan Kerinci, membuat pasien takut dan memilih untuk keluar agar tidak dirawat lagi oleh tenaga medis.Seorang pasien mengalami insiden serius yang membuatnya kehabisan oksigen dan muntah darah saat menjalani perawatan. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran mendalam, sehingga pasien tersebut memilih untuk segera pulang daripada melanjutkan perawatan di rumah sakit itu, karena takut kondisinya akan semakin memburuk, Kamis (29/8/2024).
Pasien awalnya dirawat di RSUD Selasih untuk mengatasi penyakit yang dideritanya. Namun, kondisi mendadak memburuk ketika oksigen yang dibutuhkan pasien habis dan tidak segera digantikan, hingga menyebabkan pasien tersebut muntah darah. Insiden ini menjadi bukti adanya masalah serius dalam penanganan medis di rumah sakit tersebut.
“Saya mulai di rujuk untuk dirawat di Rumah sakit ini pada Selasa, 27 Agustus hingga hari ini Kamis, 29 Agustus membuat saya takut dan kuatir tentang pelayanan perawat disini, pertama saya di bawa ke ruangan, saya dikasi oksigen di hidung, kemudian tiba-tiba oksigen ini tidak jalan, saya terbangun dan meminta kepada keluarga saya agar dipanggilkan perawat, atau menekan tombol nurse call berkali-kali tetapi tidak berfungsi. Tidak ada yang datang, kemudian saya mulai tidak nyaman dan keluar darah dari dalam mulut saya. Sehingga kami mencari perawat tetap tidak ada, menjelang subuh baru jumpa sekuriti dan saya minta tolong untuk memanggil perawat. Setelah itu, kami kembali ke ruangan dan mereka memasangnya lagi. Saya merasa tidak ada oksigen yang lewat ke hidung saya, tetapi perawat mengatakan ada itu pak, tetapi saya memberitahu tidak ada, anginnya gak ada. Hingga saya minta tolong sama anak saya, mungkin karena saya sakit coba kamu lihat ini apa ada oksigen. Tetap juga tidak ada kata anak saya,” ungkap Redi. Kamis (29/8/2024).
Dan saya meminta agar di check lagi oksigennya atau ditambah tetapi perawatnya bilang, kalau oksigennya ditambah bapak nanti keracunan. Aneh saja,bagaimana mungkin oksigen jadi racun. Sedangkan di hidung saya tidak terasa sama sekali, lalu perawatnya keluar. Beberapa jam kemudian datang perawat laki-laki, mengecheck tabung oksigen dan mengatakan tabungnya “BOCOR”. Akhirnya setelah tabungnya diganti saya kemudian merasa lega,” jelasnya.
Hal ini yang menjadi insiden yang saya alami ketika sedang dirawat. Bell pemanggil perawat dan tabung oksigen yang bocor serta infus yang sudah habis tidak segera ditangani, saya pun takut mengambil tindakan untuk mencabut tali infus yang kosong hingga perawat datang, tetapi sebelum itu, lengan dan bahu saya sudah mulai sakit, dari letak jarum infus dengan kondisi kosong masih menempel. Makanya saya bilang sama dokter Yusuf, dia baik dan lebih kurang 10 tahun merawat saya. Tetapi perawat di bagian pelayanan ini membuat saya takut melanjutkan dirawat,” paparnya.
Pihak keluarga pasien yang sangat khawatir dengan keselamatan dan kesehatan anggota keluarga mereka, akhirnya memutuskan untuk pulang bersama pasien dari rumah sakit. Keputusan ini diambil karena mereka merasa tidak nyaman jika perawatan dilanjutkan di RSUD Selasih, mengingat insiden yang baru saja terjadi. Keluarga pun tidak bisa membujuk lagi pasien karena sedang kesal dan marah, menurutnya, pelayanan seperti itu akan membuatnya tidak nyaman dan kuatir jika terulang hal yang sama.
Pada kejadian ini, pasien mengungkapkan dalam sebuah video yang di sampaikannya kepada Bupati Pelalawan H. Zukri. Atas keluhannya, sambil menunjukkan infus kosong ditangannya, dan tampak beberapa perawat yang bertugas.
“Mohon Pak Bupati, ini saya Redi Gulo, meminta bagaimana pelayanan di Rumah sakit ini, mohon dikontrol, infus tidak diganti, saya muntah darah Pak, bukan saya melawan dan tidak mau dirawat. Mereka tadi malam tidak datang,” keluhnya.
Sementara pihak RSUD Selasih memberikan penjelasan resmi terkait insiden yang dialami pasien tersebut. Dikonfirmasi oleh wartawan di ruangan Direktur RSUD Selasih. Pada saat itu Dirut RSUD Selasih belum bisa hadir karena masih ada urusan di luar, kata Kepala Tata Usaha. Kemudian, Dr. Yusuf Purba, SP.P, Vajriati, SKM, sebagai Kepala Tata Usaha, dan Irma Yulisti, S.Psi, sebagai Kabid Pelayanan Keperawatan, memberikan penjelasan terkait peristiwa yang mengkhawatirkan itu. Karena dari Video yang di kirim oleh pasien Kepada Bupati Pelalawan tentu kondisi ini akan membuat masyarakat luas semakin mempertanyakan standar pelayanan dan keamanan di rumah sakit milik pemerintah daerah tersebut.
“Komplain pasien kejadiannya sekitar jam setengah 6 pagi. Menurut dari hasil videonya yang dikirim ke Pak Bupati, ya Pak Bupati ngirim ke direktur, direktur kirim ke saya. Jadi, kita tindak lanjuti tadi pagi kita langsung ke paru dan menanyakan langsung kronologisnya. Nah, dimulai orang shift sore itu sudah melakukan penggantian infus, cairan infus jam 15.00 wib,” jelas Irma.
Pada jam 19.30 wib ia menyatakan infus habis. Dan sudah diganti. Nah secara hitung hitungan dari yang diinstruksikan oleh dokter Yusuf, harusnya jam segitu belum mengganti cairan infus. Harusnya 8 jam. Logikanya dari jam 3:00 harusnya sampai sekitar jam 9:00 atau 10:00. Saya enggak tahu miskomunikasi nya dimana atau apakah pasien yang mencepatkan cairan infus atau kadang bisa juga di kamar mandi dimatikan dulu, dan menghidupkannya lagi, kadang tercepat sama dia. Saya tidak menuduh pasien melakukan tindakan sembarang,” terangnya.
Selanjutnya, pasien tidak pernah kami bangunkan karena dia tidak ada obat yang masuk kecuali ada obat yang dimasukkan misalnya pada jam 12:00, 1:00, 2:00, 3:00, 4:00, 5:00, karena tidak ada yang dilihat dari rujuk statusnya, tetapi dari dokter yusuf tidak ada dimasukkan obatnya berarti pasien dikategorikan dia boleh istirahat, tidak bisa diganggu, kecuali pasien ada keluhan dia boleh ke kamar perawat. Itu kita bisa jamin dia tidak dikunci karena didorong aja pun pintunya pasti bunyinya kuat karena pintunya pintu lama jadi kacanya pasti bunyi jika digeser. Jadi tidak ada keluhan sampai jam 3:00.
Tetapi menurut pasien, jam 5:00 ia membangunkan tapi tidak ada perawat, Kemudian dia pergi ke security, mau arah ke IGD menjumpai sekuriti di depan kamar operasi. Kalau saya lihat videonya ya pak di kamar itu, perawat kami dibangunkan oleh sekuriti. “Pasien kalian udah lari, udah jalan arah ke IGD coba dilihat”. Logikanya kalau dia butuh perawat harusnya dia menggedor pintu perawat kan tidak dikunci. Jadi saya tidak tahu bahwa mungkin dia tidak melihat perawat kami di dalam karena mejanya agak tinggi dan jadi miskomunikasi, sehingga ia terus jalan arah ke IGD,” ucap Irma.
Keluarga pasien mengatakan bahwa insiden ini menunjukkan adanya kelemahan dalam manajemen RSUD Selasih, terutama dalam hal ketersediaan peralatan medis yang vital, seperti tabung oksigen. Jika masalah ini tidak segera diatasi, mereka khawatir kejadian serupa bisa terulang kembali dan membahayakan nyawa pasien lain.
Menurut Dr. Yusuf Purba, SP.P, mengatakan penyakit yang dialami pasien adalah TB PARU, berdasarkan hasil pemeriksaan harus dirawat dan mengikuti instruksi sesuai tindakan medis.
“Ya sudah diperiksa, ia mengalami TB PARU, dan sebenarnya pemeriksaan lanjutan untuk check dahak, agar dapat mengetahui hasilnya, tadi sudah kita kasih obat dan semoga pasiennya dapat segera sembuh. Seharusnya tindakan yang kita lakukan untuk memastikan hasil check dahaknya dan riwayat hasil pemeriksaan sebelumnya. Ya tentu kalau keluhan seperti penyakit ini memang diutamakan adalah kenyamanan. Pasien yang sesak butuh kenyamanan, kalau gerah pasti tambah sesak. Mungkin juga dengan sarana dan prasarana perlu ditingkatkan dan pemerintah akan memperhatikan, untuk kenyamanan pasien,” tuturnya.
Diharapkan pihak berwenang untuk segera melakukan investigasi menyeluruh terhadap RSUD Selasih. Agar ada tindakan tegas terhadap pihak yang bertanggung jawab, serta adanya perbaikan signifikan dalam sistem pelayanan medis di rumah sakit tersebut.
Kejadian ini telah menciptakan gelombang kekhawatiran dan ketidakpercayaan terhadap RSUD Selasih di kalangan masyarakat. Banyak yang mempertanyakan, apakah rumah sakit ini masih layak dijadikan tempat untuk mendapatkan perawatan kesehatan yang aman dan terpercaya. (IUS)