Simbol di Candi Sukuh Bukan Tindakan Mesum, Melainkan Pelajaran Luhur
2 min readDetektif – Candi Sukuh yang terletak di Argoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki simbol-simbol yang sering kali disalahpahami oleh sebagian orang sebagai simbol seksual. Padahal, simbol-simbol tersebut, seperti Lingga dan Yoni, yang menggambarkan alat kelamin pria dan wanita, menyimpan pesan luhur yang penting dalam kehidupan manusia.
Menurut pandangan KRT Sujono Dipuro, ahli budaya dan spiritual, pahatan tersebut bukan sekadar representasi alat kelamin, melainkan sebuah pelajaran berharga tentang keseimbangan dan kemakmuran hidup. KRT Sujono menyebut bahwa peninggalan leluhur, baik dalam bentuk arca maupun candi, selalu menyampaikan ajaran luhur yang tersirat dalam setiap simbol.
“Dalam ajaran leluhur Nusantara, semua peninggalan seperti arca dan candi menyimpan pesan-pesan yang mendalam tentang kehidupan manusia. Simbol-simbol ini tidak pernah hanya sekadar gambaran fisik, melainkan metafora untuk ajaran tentang pengendalian diri dan keseimbangan hidup,” ungkap KRT Sujono Dipuro.
Salah satu konsep yang dijelaskan KRT Sujono adalah tentang Sanghyang Sirah, istilah dalam bahasa Jawa yang mengacu pada kepala atau pusat kesadaran manusia. Dalam pandangan ini, kepala atau pikiran berperan penting dalam mengarahkan tindakan manusia di dunia, yang disebut sebagai Pancawara, yaitu lima indera yang mempengaruhi kehidupan.
Kelima indera tersebut meliputi:
1. Mata yang berfungsi untuk melihat dan mengamati.
2. Telinga untuk mendengar dan menerima informasi.
3. Hidung sebagai alat penciuman dan pernapasan.
4. Mulut yang berfungsi untuk berbicara, makan, dan minum.
5. Otak sebagai pusat pemrosesan dari kelima indera tersebut, yang menentukan tindakan seseorang.
Menurut KRT Sujono, pengendalian kelima indera ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Jika seseorang terlalu mengandalkan pikirannya tanpa mengendalikan hatinya, maka ia akan kesulitan memahami kemurnian dirinya. Oleh karena itu, ajaran leluhur Nusantara selalu menekankan pentingnya menundukkan kepala, mengarahkan hati, dan menghindari kesombongan.
Simbol Lingga dan Yoni di Candi Sukuh mengajarkan hal yang serupa.
Lingga, yang melambangkan kekuatan laki-laki, dan Yoni, yang melambangkan kesuburan bumi, menyimbolkan pentingnya pengendalian diri. KRT Sujono menambahkan bahwa ketika manusia mampu mengendalikan kelima indera serta nafsu, kehidupan di dunia akan makmur.
“Pengendalian diri terhadap Lingga atau kemaluan adalah bagian penting dari pelajaran leluhur. Ketika manusia bisa mengendalikan hasratnya, ia akan mampu menciptakan kehidupan yang lebih baik dan sejahtera di bumi ini,” ujar KRT Sujono.
Ajaran-ajaran tersebut, yang tersirat dalam simbol-simbol di Candi Sukuh, sebenarnya memberikan panduan hidup yang relevan hingga kini. Pahatan-pahatan itu mengingatkan manusia untuk selalu menjaga keseimbangan dalam kehidupan dan menghormati nilai-nilai luhur yang diwariskan oleh leluhur Nusantara.
Analisis KRT Sujono Dipuro: SI: 191 Gerbang Tinatar III, Pendowo Limo, Sumberjo Wringin Agung, Gambiran, Banyuwangi.
(red.Detektif – Sujak Ismail)