Januari 24, 2025

detektif.co.id

Romantika dan Metafisika

Kenapa Priyono, Pimum Media Group, Dipanggil Gus Bayu?

2 min read

Detektif – Setiap julukan atau panggilan memiliki cerita dan makna tersendiri yang melekat pada seseorang. Demikian pula dengan julukan Gus Bayu, yang diberikan kepada Priyono, Pimum Media Group, bukan tanpa alasan. Nama ini muncul dari pengalaman hidup yang berkesan dan hubungan yang erat dengan salah satu kyai di Bangkalan, Jawa Timur.

Pada tahun 2001, Priyono memutuskan untuk mengabdikan dirinya di sebuah pondok pesantren di Bangkalan. Pengabdiannya bukan sekadar rutinitas, melainkan bentuk komitmen terhadap pendidikan agama dan penghormatan kepada para ulama. Hubungan yang terjalin dengan Kyai H. Alkhomi, pemilik pondok pesantren tersebut, begitu erat hingga Kyai menganggap Priyono seperti anak kandung sendiri.

Namun, ada satu hal yang membedakan Priyono dari santri lainnya. Priyono sering bepergian ke luar kota, mengemban berbagai tugas dan tanggung jawab yang menuntut mobilitas tinggi. Gaya hidupnya yang dinamis dan pergerakannya yang cepat, seperti angin, membuat Kyai H. Alkhomi memberikan panggilan khusus, yaitu Gus Bayu.

Dalam bahasa Jawa, Gus merupakan gelar kehormatan yang biasanya disematkan kepada putra kyai atau seseorang yang dianggap dekat dengan keluarga pesantren. Sementara Bayu berarti angin, melambangkan sesuatu yang bergerak cepat dan bebas. Maka, Gus Bayu bermakna pria yang bergerak lincah dan cekatan, seperti angin yang cepat berhembus dari satu tempat ke tempat lain.

Julukan ini seakan mencerminkan pribadi Priyono yang energik dan tanggap terhadap berbagai situasi. Tak hanya dalam kehidupannya di pondok, semangat Gus Bayu juga tercermin dalam kiprahnya sebagai pemimpin Media Group Putra Bhayangkara. Mobilitas tinggi, kecepatan dalam bertindak, serta kemampuannya untuk menjalin relasi di berbagai tempat menjadikan sosok Priyono dihormati dan disegani, baik di lingkungan pesantren maupun di dunia jurnalistik.

Hingga kini, nama Gus Bayu tetap melekat pada diri Priyono, tidak hanya sebagai simbol kedekatan dengan pondok pesantren di Bangkalan, tetapi juga sebagai identitas yang mencerminkan semangat dan dedikasinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Panggilan itu seakan menjadi pengingat akan perjalanan hidupnya, dan bagaimana ia tetap setia pada nilai-nilai kebaikan dan kebijaksanaan yang ia pelajari di pesantren.

Sebagai sosok yang bergerak cepat, baik dalam menjalankan tugas maupun menyelesaikan permasalahan, Gus Bayu adalah nama yang tepat untuk menggambarkan Priyono—pria yang selalu siap melangkah, setia pada tujuan, dan bergerak seperti angin yang membawa perubahan.

(Red.Detektif)

Copyright © All rights reserved. | Newsphere by AF themes.