Presiden Prabowo Subianto: Demokrasi Santun dan Damai Khas Indonesia
2 min read
Jakarta, 20 Oktober 2024 – detektif.co.id // Presiden Prabowo Subianto menegaskan perlunya membangun demokrasi yang khas Indonesia, yaitu demokrasi yang santun dan damai, tanpa kekerasan atau adu domba. Hal ini disampaikan Presiden Prabowo dalam pidato perdananya usai dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 di Gedung Nusantara MPR-DPD-DPR RI, Senayan, Jakarta.
“Kita menghendaki demokrasi yang sesuai dengan sejarah dan budaya kita, di mana berbeda pendapat tidak menimbulkan permusuhan,” tegas Presiden Prabowo, Minggu (20/10/2024) pagi.
Presiden juga menekankan pentingnya kesejahteraan rakyat sebagai bentuk kemerdekaan sejati. Menurutnya, kemerdekaan yang hakiki adalah ketika seluruh rakyat terbebas dari rasa takut, kemiskinan, dan penderitaan.
“Cita-cita kita adalah melihat wong cilik bisa tersenyum dan hidup sejahtera,” katanya.
Di kancah internasional, Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia akan tetap teguh menjalankan politik luar negeri bebas aktif, tidak terikat blok militer mana pun, dan bersahabat dengan semua negara. Indonesia juga menyatakan solidaritas penuh kepada Palestina dan komitmen untuk terus mendukung perjuangan mereka.
“Kita mendukung kemerdekaan rakyat Palestina, karena kita harus solider terhadap rakyat yang tertindas di dunia,” ujarnya.
Dalam pidatonya, Presiden Prabowo juga memberikan apresiasi kepada Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, atas keberhasilan memimpin bangsa melalui berbagai tantangan, termasuk pandemi COVID-19.
“Mari kita hentikan dendam dan kebencian. Bangun kerukunan dan gotong-royong, inilah kepribadian bangsa Indonesia,” pungkas Presiden, mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk bergandengan tangan membangun masa depan bangsa.
Acara pelantikan ini dihadiri oleh sejumlah pemimpin negara sahabat, mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, serta mantan Wakil Presiden Try Sutrisno, Jusuf Kalla, dan Boediono. Hadir pula para pimpinan lembaga negara dan ketua umum partai politik nasional.
Sumber: M. Ridho, Dewan Perwakilan Pusat Forum Reporter dan Jurnalis Republik Indonesia (FRJRI), Detektif.co.id