Wisuda Kekancingan dan Jumenengan Agung Ingkang Kaping-21 Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat Panembahan Agung Tedjowulan: Menjaga Tradisi, Melestarikan Budaya Nusantara
2 min read
Solo, 15 Januari 2025
Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat kembali menggelar acara sakral Jumenengan Agung Ingkang Kaping-21 pada Rabu Pahing, 15 Rejeb Tahun JE 1958 atau bertepatan dengan 15 Januari 2025, bertempat di Jl. Doktor Moerwardi No. 26, Purwosari, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah. Acara ini menjadi momen penting dalam pelestarian tradisi dan budaya Jawa.
Kehormatan dalam Tradisi Kekancingan
Acara yang berlangsung khidmat ini dihadiri oleh para sentono dalem, abdi dalem, sesepuh, serta keluarga besar Karaton. Tidak hanya itu, sejumlah tokoh penting seperti Gusti Panembahan Pakoenegoro dan adipati sepuh turut hadir memberikan penghormatan.
Pada acara ini, KIYAI WIRO WONGSONEGORO, yang sebelumnya menjabat sebagai KPHAD Wongsonegaran, menerima anugerah kenaikan gelar menjadi KPHAD Amarta Wangsanegara. Gelar ini diberikan atas dedikasi dan pengabdiannya yang luar biasa dalam melestarikan budaya Jawa.
Sebanyak 170 penerima gelar kekancingan menerima serat kekancingan, sebuah simbol kehormatan yang diberikan berdasarkan tingkat pengabdian mereka. Posisi yang dianugerahkan pun beragam, mulai dari Mantri, Penewu, hingga jajaran pangkat lainnya.
Tradisi yang Sarat Makna
Prosesi berlangsung dalam nuansa adat Jawa yang kental. Para sentono dalem dan abdi dalem mengenakan beskap tradisional dengan warna senada, memperlihatkan keharmonisan dan kekhidmatan. Doa bersama, dupa yang menyala, serta persembahan sesaji menjadi bagian tak terpisahkan dari acara ini.
Acara ini tidak hanya melibatkan masyarakat Jawa, tetapi juga mencakup penerima gelar dari luar negeri yang memiliki garis keturunan leluhur Nusantara. Hal ini menunjukkan bahwa budaya Jawa adalah milik bersama, lintas suku, dan bangsa.
Menjaga Warisan Budaya
Dalam sambutannya, Panembahan Agung Tedjowulan menekankan pentingnya menjaga warisan leluhur. “Gelar ini bukan sekadar simbol, tetapi amanah untuk terus menjaga dan mengembangkan budaya Jawa sebagai bagian dari identitas bangsa Nusantara,” ujar beliau.
Acara ini menjadi pengingat akan kekayaan budaya Nusantara yang harus terus dijaga dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Salam Budaya, Nusantara Jaya!
Penulis: R. Isnandiprojo
Editor: Tim Detektif